Rabu, 09 April 2014

teknik DESTILASI



       I.            Tujuan
Melatih keterampilan menyusun peralatan yang umum dipakai untuk proses penyulingan atau destilasi. Dan mampu memahami prinsip kerja alat destilasi sederhana.
    II.            Tinjauan Pustaka
Destilasi adalah suatu metode pemisahan Hukum Raoult berdasarkan perbedaan titik didih. Untuk membahas destilasi perlu dipelajari proses kesetimbangan fasa uap-cair; kesetimbangan ini tergantung pada tekanan uap larutan. Hukum Raoult digunakan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi pada proses pemisahan yang menggunakan metode destilasi; menjelaskan bahwa tekanan uap suatu komponen yang menguap dalam larutan sama dengan tekanan uap komponen murni dikalikan fraksimol komponen yang menguap dalam larutan pada suhu yang sama (Armid, 2009).
Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap tersebut pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali disebut destilat. Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni. Pada destilasi biasa, tekanan uap di atas cairan adalah tekanan atmosfer (titik didih normal). Untuk senyawa murni, suhu yang tercatat pada termometer yang ditempatkan pada tempat terjadinya proses destilasi adalah sama dengan titik didih destilat (Sahidin, 2008).
Untuk memisahkan alkohol dari campuran dan meningkatkan kadar alkohol, beer perlu didistilasi. Maksud dan proses distilasi adalah untuk memisahkan etanol dari campuran etanol air. Untuk larutan yang terdiri dari komponen-komponen yang berbeda nyata suhu didihnya, distilasi merupakan cara yang paling mudah dioperasikan dan juga merupakan cara pemisahan yang secara thermal adalah efisien. Pada tekanan atmosfir, air mendidih pada 100 oC dan etanol mendidih pada sekitar 77oC. perbedaan dalam titik didih inilah yang memungkinkan pemisahan campuran etanol air. Prinsip: jika larutan campuran etanol air dipanaskan, maka akan lebih banyak molekul etanol menguap dari pada air. Jika uap-uap ini didinginkan (dikondensasi), maka konsentrasi etanol dalam cairan yang dikondensasikan itu akan lebih tinggi dari pada dalam larutan aslinya. Jika kondensat ini dipanaskan lagi dan kemudian dikondensasikan, maka konsentrasi etanol akan lebih tinggi lagi. Proses ini bisa diulangi terus, sampai sebagian besar dari etanol dikonsentrasikan dalam suatu fasa. Namun hal ini ada batasnya. Pada larutan 96% etanol, didapatkan suatu campuran dengan titik didih yang sama (azeotrop). Pada keadaan ini, jika larutan 96% alkohol ini dipanaskan, maka rasio molekul air dan etanol dalam kondensat akan teap konstan sama. Jika dengan cara distilasi ini, alcohol tidak bias lebih pekat dari 96% (Harahap, 2003).
Pemisahan dan pemurnian senyawa organik dari suatu campuran senyawa dilakukan dengan beberapa cara sesuai dengan karakter sample. Destilasi sederhana, pemisahan ini dilakukan bedasarkan perbedan titik didih yang besar atau untuk memisahkan zat cair dari campurannya yang yang berwujud padat. Destilasi bertingkat, pemisahan ini dilakukan berdasarkan perbedaan titik didih yang berdekatan.. Destilasi uap, dilakukan untuk memisahkan suatu zat yang sukar bercampur dengan air dan memiliki tekanan uapnyang relative tunggi atau memiliki Mr yang tinggi (Tim Kimia Modul SMKN 13, 2001).
Destilasi merupakan penguapan suatu cairan dengan cara memanaskannya dan kemudian mengembunkan uapnya kembali menjadi cairan. Destilasi sebagai proses pemisahan dikembangkan dari konsep-konsep dasar: tekanan uap, kemenguapan, dan sebagainya. Destilasi digunakan untuk pemisahan cairan-cairan dengan tekanan uap yang cukup tinggi. Dengan kolom yang dirancang secara baik, dapat memisahkan cairan-cairan dengan perbedaan tekanan uap yang kecil (tapi tidak campuran azeotrop). Destilasi merupakan metode isolasi/pemurnian (Bahti, 1998).
Proses pemurnian minyak atsiri bisa dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, yaitu secara fisika dan kimia. Proses pemurnian secara fisika bisa dilakukan dengan mendistilasi ulang minyak atsiri yang dihasilkan (redestillation) dan distilasi fraksinasi dengan pengurangan tekanan. Dalam proses secara fisika, yaitu metode redestilasi adalah menyuling ulang minyak atsiri dengan menambahkan air pada perbandingan minyak dan air sekitar 1:5 dalam labu destilasi, kemudian campuran didestilasi. Minyak yang dihasilkan akan terlihat lebih jernih. Hasil penyulingan ulang terhadap minyak nilam dengan metode redestilasi, ternyata dapat meningkatkan nilai transmisi (kejernihan) dari 4 % menjadi 83,4 %, dan menurunkan kadar Fe dari 509,2 ppm menjadi 19,60 ppm. Untuk distilasi fraksinasi akan jauh lebih baik karena komponen kimia dipisahkan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Komponen kimia yang terpisah sesuai dengan golongannya (Hernani, 2006).
            Unit operasi distilasi merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan komponen-komponen yang ada di dalam suatu larutan atau cairan, yang tergantung pada distribusi komponen-komponen tersebut antara fase uap dan fase cair. Semua komponen-komponen ini terdapat dalam kedua fase tersebut. Fase uap terbentuk dari fase cair melalui penguapan pada titik didihnya (Geankoplis, 1983).
Distilasi asap cair dilakukan untuk menghilangkan senyawa-senyawa yang tidak diinginkan dan berbahaya, seperti poliaromatik hidrokarbon (PAH) dan tar, dengan cara pengaturan suhu didih sehingga diharapkan didapat asap cair yang jernih, bebas ter dan benzopiren (Darmaji, 2002).
Senyawa utama yang terkandung di dalam tar yang merupakan hasil dari suatu proses distilasi adalah senyawa phenol yang terdapat dalam jumlah yang sedikit terutama terdiri dari senyawa piridin dan quinolin (Holleman, 1903).
Menurut Cahyono (1991),Macam-Macam Destilasi yaitu :
1.    Destilasi Uap
Proses penyaringan suatu campuran air dan bahan yang tidak larut sempurna atau larut sebagian dengan menurunkan tekanan sistem sehingga didapatkan hasil penyulingan jauh dibawah titik didih awal.
2.    Destilasi Vakum
Untuk memurnikan senyawa yang larut dalam air dengan titik didih tinggi sehingga tekanan lingkungan harus diturunkan agar tekanan sistem turun.
3.    Destilasi Biasa
Untuk memurnikan campuran senyawa dimana komponen-komponen yang akan dipisahkan memiliki titik didih yang jauh berbeda.
Prinsip Destilasi Uap
Campuran substansi yang tidak larut menunjukkan reaksi yang sangat beda dalam larutan homogen dan deskripsi sifatnya memerlukan hukum fisik yang berbeda. Dasar aturan dapat dipakai dengan mempertimbangkan akibat naiknya deviasi pada hukum rault. Satu gejala dari deviasi positif adalah dalam diagram hubungan antara tekanan dengan temperatur. Pada batas deviasi positif besar dari hukum rault, dua komponen dapat larut dan komponen tersebut menguap yang secara matematis memberikan tekanan total yang merupakan jumlah total dari tekanan masing-masing (Wilcox, 1995).



 III.            Alat dan Bahan
3.1    Alat
1.      Satu set alat destilasi sederhana
2.      Gelas kimia 50 mL
3.      Thermometer 1000C
3.2    Bahan
1.      Aquades
2.      Larutan yang akan dipisahkan (sampel)


 IV.            Prosedur Kerja
Pada perrcobaan ini yang akan dilakukan adalah salah satu jenis penyulingan sederhana dengan prosedur perlakuan seperti berrikut :
1.      Merangkai alat penentu titik didih.
2.      Memasukkan larutan yang akan dipisahkan dalam labu destilasi.
3.      Memasankan labu destilasi.
4.      Menampung destilat (hasil destilasi) dan mencatat suhunya.


    V.            Hasil Pengamatan
Sampel
Titik Didih
n-Hexane
69oC



 VI.            Pembahasan
Destilasi sederhana atau destilitasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh tau perbedaan penguapan. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa murninya. Senyawa-senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap pada saat mencapai titik didih masing-masing.
Dalam percobaan ini langkah pertama adalah merangkai alat penentu titik didih yang alat-alatnya antara lain labu didih, thermometer, kondensor , sirkulator dan labu destilat. Labu didih berfungsi untuk menjadi tempat pendidihan sampel hingga terjadi proses penguapan. Thermometer berfungsi  untuk mengukur suhu titik didih larutan ketika jatuhnya tetesan air pertama pada labu destilat dari kondensor. Sirkulator berfungsi untuk memompa air ke alat kondensor,untuk mendinginkan uap larutan. Kondensor berfungsi untuk untuk mendinginkan uap larutan yang terbentuk hingga kemudian dialirkan kedalam labu destilat. Prinsip kerja dari alat destilasi sederhana adalah penguapan yang bekesinambungan, yang mana larutan yang akan dipisahkan diuapkan terlebih dahulu kemudian uap tersebut diembunkan menjadi cairan kembali melalui pendinginan.
Langkah kedua adalah memasukkan larutan yang akan dipisahkan kedalam labu didih. Larutan tersebut sebelumnya telah diekstraksi, pada percobaan ini larutan tersebut adalah campuran dari n-Hexane dan minyak atau lemak.
Langkah ketiga adalah memanaskan labu didih. Labu dididh dipanaskan agar diperoleh analit yaitu minyak dan hasil destilasi adalah n-hexane. Dan terjadi proses penguapan dan pengembunan yang dikenal dengan proses kondensasi.
Langkah keempat adalah menampung destilat pada tempat yang telah disediakan. Dan dari proses ini diketahui bahwa titik didih n-hexane adalah 69 oC. Hasil yang diperoleh telah sesuai dengan literatur, menurut Anonim (2011) titik didih n-hexane yaitu 67 – 70 oC. Dapat dikatakan bahwa praktikum yang dilaksanakan berhasil.






VII.            Penutup
7.1    Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1.      Rangkaian alat titik didih terdiri dari labu didih, kondensor, thermometer, labu destilat dan sirkulator.
2.      Prinsip kerja alat destilasi sederhana adalah penguapan yang berkesinambungan, yang mana larutan yang akan dipisahkan diuapkan terlebih dahulu kemudian uap tersebut diembunkan menjadi cairan kembali melalui pendinginan.
3.      Titik didih n-hexane adalah 69 oC.
7.2    Saran
Diharapkan agar pengerjaan atau dalam melaksanakan praktikum jangan hanya satu orang saja, akan tetapi saling bekerjasama antar teman sekelompok.


DAFTAR PUSTAKA
Armid. 2009. Penuntun Praktikum Metode Pemisahan Kimia. Unhalu.
Kendari.
Bahti. 1998. Teknik Pemisahan Kimia dan Fisika. Universitas Padjajaran.
Bandung.
Cahyono, Bambang. 1991. Segi Praktis dan Metode Pemisahan Senyawa
Organik.Semarang: UNDIP Press

Darmaji, P., 2002, Optimasi Proses Pembuatan Tepung Asap, Agritech.

Geankoplis, C.J., 1983, Transport Processes and Unit Operations,

Prenticed hall, United State of America.

Harahap. 2003. ‘Karya Ilmiah Produksi Alkohol’:6.
Hernani. 2006. ‘Peningkatan Mutu Minyak Atsiri Melalui Proses
Pemurnian’ :2-3
Holleman, A.F., 1903, Text-Book Of Organic Chemistry, Wiley, New York.
Louis F,Fieser. 1979. ORGANIC EXPERIMENT. O. C. Heath and
Company : Toronto. 
Sahidin. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Unhalu. Kendari.
Tim Kimia Modul SMKN 13. 2001.’ Analisis Elementer’:6.
Wilcox. 1995. Experimental Organic Chemistry. New Jersey: Prentice  
Hall Inc.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar