Kamis, 10 April 2014

IMMOBILISASI ENZIM SECARA PENYERAPAN FISIK



       I.            MAKSUD PERCOBAAN
Mempelajari cara imobilisasi enzim amilase secara penyerapan fisik menggunakan bahan pengamobil limbah abu sekam.
    II.            ALAT DAN BAHAN
2.1  ALAT
1.      Neraca analitik
2.      Gelas ukur 5 mL,
3.      Gelas ukur 50 mL
4.      Gelas kimia 100 mL
5.      Batang pengaduk
6.      Spektrofotometer
7.      Erlenmeyer 100 mL
8.      Tabung reaksi
9.      Rak tabung
10.  Pipet tetes
11.  Kuvet
12.  Corong buhner
13.  Penangas air
14.  Hot plate
2.2  BAHAN
1.      Larutan pati 1%
2.      Larutan iodium 10%
3.      Enzim α-amilase
4.      Aquades
5.      Abu sekam padi
6.      Karbon aktif
7.      Kertas saring
8.      Aluminium foil
9.      Tissue
 III.            PROSEDUR KERJA
A.    Imobilisasi Enzim α-amilase Dengan Abu Sekam Padi
1.      Mengayak abu sekam padi yang diperolah dari pabrik penggilingan padi dengan ayakan 60 mesh, kemudian menimbang hasil ayakan sebanyak 5 gram dan memasukkannya kedalam corong buhner.
2.      Mengambil enzim α-amilase sebanyak 5 mL kemudian mencampurkannya dengan abu sekam padi di atas corong buhner dan menyaring hingga kering.
3.      Menimbang enzim amobil yang dihasilkan dan menentukan rendemennya menggunakan persamaan berikut serta simpan untuk melakukan pengujian aktivitas.
Rendemen Enzim Amobil =
B.     Imobilisasi Enzim α-amilase Dengan Karbon Aktif
1.      Mengambil 5 mL enzim amilase dan mencampurkan dengan 20 mL air destilata dalam erlenmeyer 100 mL.
2.      Menambahkan  kedalam erlenmeyer karbon aktif sebanyak 5 gram, kemudian mengaduk campuran selama setengah jam.
3.      Selanjutnya menyaring campuran dengan corong buhner hingga kering dan menimbang untuk mengetahui beratnya serta menentukan rendemennya menggunakan persamaan berikut, dan juga menyimpannya untuk diuji aktivitasnya:
C.     Penentuan Aktivitas Amilase Amobil Hasil Imobilisasi
1.      Memasukkan larutan pati 1 % sebanyak 2,5 mL kedalam tabung reaksi yang berkode A, B, C dan D, kemudian menambahkan 0,025 mL larutan Iodium 10% untuk masing-masing tabung.
2.      Menambahkan 0,5 mL enzim α-amilase pada tabung reaksi A, menambahkan 1 gram amilase amobil dengan bahan pengamobil abu sekam padi, menambahkan 1 gram amilase amobil dengan bahan pengamobil karbon aktif dan menambahkan 0,5 mL air destilata pada tabung reaksi D.
3.      Mengocok keempat tabung hingga homogen, kemudian memasukkan kedalam air bersuhu 60 oC selama 10 menit, selanjutnya memasukkan kedalam air mendidih selama 10 menit.
4.      Memindahkan produk reaksi kedalam erlenmeyer 100 mL dan menambahkan air destilata sebanyak 25 mL
5.      Menyaring filtrat yang dihasilkan dan mengukur serapannya pada panjang gelombang 400-500 nm, kemudian menentukan panjang gelombang maksimum.
6.      Menentukan aktivitasnya, yaitu nilai serapan awal tanpa enzim (tabung reaksi D) – nilai serapan setelah penambahan enzim (tabung reaksi A, B dan C)/menit /mL atau gram.
   



 III.            HASIL PENGAMATAN
a.       Rendemen enzim amobil
No
Bahan Pengamobil
Berat Enzim (g)
Berat Bahan Pengamobil (g)
Berat Enzim Amobil (g)
1.
Abu sekam padi
6,295
5
7,46
2.
Karbon aktif
5
5
6,989
Ket. Untuk bahan pengamobil abu sekam padi :
     Berat erlenmeyer kosong        = 51,483 g
     Berat erlenmeyer + enzim       = 57,778 g
§  Bahan pengamobil abu sekam padi
Rendemen enzim amobil =  x 100 %
                                                 = x 100 %
                                          = 66,05 %
§  Bahan karbon aktif
Rendemen enzim amobil =  x 100 %
                                                    = x 100 %
                                      = 69,89 %

b.      Penentuan aktivitas α-amilase amobil hasil imobilisasi
Tabung
Perlakuan
Hasil
A
2,5 mL larutan pati 1 % + 0,025 mL larutan Iodium 10 % + 0,5 mL enzim
α-amilase lalu dipanaskan
Larutan berwarna kuning dan menggumpal
B
2,5 mL larutan pati 1 % + 0,025 mL larutan Iodium 10 % + 1 g α-amilase amobil dengan bahan pengamobil abu sekam padi lalu dipanaskan
Larutan Coklat dan menggumpal
C
2,5 mL larutan pati 1 % + 0,025 mL larutan Iodium 10 % + 1 g α-amilase amobil dengan bahan pengamobil karbon aktif lalu dipanaskan
Biru tua
D
2,5 mL larutan pati 1 % + 0,025 mL larutan Iodium 10 % + 0,5 mL air destilat lalu dipanaskan
Larutan hitam kebiruan

c.       Pengukuran Absorbansi untuk larutan pada tabung reaksi A, B, C dan D
λ (nm)
Absorban
A
B
C
D
400
0,293
0,554
0,048
0,851
410
0,202
0,526
0,012
0,845
420
0,252
0,438
0,037
0,87
430
0,235
0,383
0,015
0,989
440
0,165
0,357
0,021
1,013
450
0,143
0,356
0,003
1,15
460
0,184
0,353
0,016
1,225
470
0,144
0,338
0,012
1,21
480
0,172
0,315
0,01
1,283
490
0,156
0,295
0,012
1,362
500
0,122
0,285
0,012
1,462
510
0,136
0,275
0,005
1,52
520
0,072
0,25
0,012
1,77
530
0,1
0,239
0,011
1,898
540
0,154
0,229
0,011

550
0,123
0,227
0,008

560
0,112
0,191
0,015

570
0,085
0,192
0,022

580
0,111
0,192
0,017

590
0,15
0,196
0,009

600
0,123
0,187
0,026

610
0,046
0,172
0,018

620
0,053
0,178
0,025

630
0,05
0,15
0,016

640
0,088
0,156
0,024

650
0,101
0,145
0,019

660
0,092
0,145
0,02

670
0,096
0,133
0,023

680
0,106
0,129
0,016

690
0,105
0,14
0,003

700
0,04
0,154
0,016


d.      Penentuan Panjang Gelombang Maksimum untuk Larutan pada tabung A, B, C dan D




d.      Menghitung aktivitas enzim pada panjang gelombang maksimum
§  Aktivitas enzim α-amilase
Aktivitas enzim      =  x volume enzim
                                            =  x 0,5 mL
                                            = 0,08025 mL  per menit
§  Aktivitas enzim amobil dengan bahan pengamobil abu sekam padi
Aktivitas enzim      =  x berat enzim
                                            =  x 1 g
                                            = 0,1344  gram per menit
§  Aktivitas enzim amobil dengan bahan pengamobil karbon aktif
Aktivitas enzim      =  x berat enzim
                                            =  x 1 g
                                            = 0,185  gram per menit




 IV.            PEMBAHASAN
Imobilisasi adalah cara mengubah enzim dari bentuk larut menjadi bentuk tidak larut. Imobilisasi enzim secara fisik termasuk salah satu teknik imobilisasi enzim yang sangat sederhana. Bahan pengamobil dapat berupa bahan organik seperti selulosa, kitin dan kitosan, karbon aktif, bahan anorganik seperti silica, batu merah, pasir, silica gel dan abu sekam padi. Enzim yang diimobilisasi dapat berupa enzim bentuk padat maupun enzim bentuk cair, baik kasar (enzim kasar) maupun enzim murni.
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari cara imobilisasi enzim α-amilase secara penyerapan fisik menggunakan bahan pengamobil limbah abu sekam padi dan karbon aktif.
Teknik pelaksanaan imobilisasi enzim yang digunakan yaitu pencampuran, penyerapan corong buchner. Corong buchner menitik beratkan pada penggunaan prinsip kerja tekanan udara, yaitu memisahkan endapan dari pelarutnya atau cairan dari residunya dengan cara menyedot udara didalam corong dengan pump buchner atau pompa vakum sehingga tekanan didalamnya lebih kecil daripada yang didalamnya, yaitu hampir sama dengan nol dan air yang ada dalam corong dapat menetes serta dapat menghasilkan filtrat yang lebih banyak dan residu atau ampasnya dapat tetap ditinggalkan didalam corong tersebut. Sedangkan enzim α-amilase memiliki pola kerja yaitu menghidrolisis ikatan α-1,4 glikosidik di bagian dalam molekul substrat.
Pertama-tama membuat enzim α-amilase amobil dengan bahan pengamobil abu sekam padi. Abu sekam padi adalah sisa pembakaran dari sekam padi yang biasa digunakan dalam pembuatan batu bata, tembikar, dan keramik. Abu sekam padi mengandung SiO2 yang cukup tinggi sekitar 80 – 90 % setelah melewati proses pirolisis. Oleh karena itu abu sekam padi dapat digunakan sebagai pengamobil karena silika merupakan pengadsorpsi yang baik.
Caranya terlebih dahulu mengayak abu sekam padi dengan ayakan 60 mesh, tujuan pengayakan untuk memperoleh ukuran partikel yang sama dengan ukuran partikel yang lebih kecil, sehingga luas permukaan menjadi lebih besar menyebabkan proses kontak lebih banyak dengan enzim α-amilase sehingga proses imobilisasi menjadi lebih cepat. Memasukkan 5 gram abu sekam padi kedalam corong buchner yang terlebih dahulu telah diletakkan kertas saring didalamnya dengan diameter yang sama dengan corong buchner. Tujuan peletakan kertas saring adalah agar tingkat kemurnian cairan yang dihasilkan lebih besar. mencampurkannya dengan 5 mL enzim α-amilase dan menyaringnya hingga kering. Tujuan dari pencampuran ini adalah untuk mengimobilisasi enzim α-amilase kedalam abu sekam padi. Saat pencampuran, terjadi penyerapan enzim α-amilase oleh abu sekam padi. Ketika telah kering, ini menandakan bahwa enzim α-amilase amobil telah terbentuk. Kemudian enzim α-amilase amobil yang diperoleh ditimbang untuk menghitung rendemennya. Berat enzim α-amilase amobil adalah 7,46 gram dengan rendemen yaitu 66,05 %. Enzim α-amilase amobil yang telah terbentuk kemudian diletakkan didalam lemari pendingin agar aktivitas enzim tidak menurun akibat suhu panas yang akan membuatnya menjadi terdenaturasi.karena enzim ini akan digunakan lagi dalam proses uji aktivitas dan percobaan selanjutnya.  
Selanjutnya membuat enzim α-amilase amobil dengan bahan pengamobil Karbon aktif. Karbon aktif, atau sering juga disebut sebagai arang aktif, adalah suatu jenis karbon yang memiliki luas permukaan yang sangat besar. Digunakan karbon aktif karena merupakan salah satu pengadsorpsi yang baik. Pertama-tama mencampurkan 5 mL enzim α-amilase dengan 20 mL air destilata. Kemudian menambahkan 5 gram karbon aktif kemudian mengaduknya selama setengah jam. Hal ini bertujuan agar campuran tersebut bercampur secara homogen dengan penyerapan yang sempurna. Kemudian menyaringnya dengan corong buchner hingga kering. Ketika kering telah menandakan bahwa enzim α-amilase amobil telah terbentuk. Kemudian ditimbang dan dihitung rendemennya. Berat enzim α-amilase amobil 6,989 dengan rendemen 69,89 %.
Dari hasil yang diperoleh, enzim α-amilase amobil dengan bahan pengamobil karbon aktif memiliki rendemen yang lebih tinggi daripada bahan pengamobil abu sekam padi. Hal ini disebabkan karena karbon aktif memiliki luas permukaan yang besar. Walaupun keduanya merupakan pengadsorpsi yang baik namun karbon aktif dalam pembuatannya melalui proses aktivasi yang menyebabkan pori-porinya melebar atau terbuka sehingga luas permukaannya lebih besar sehingga lebih banyak enzim yang dapat diserap.
Pengujian aktivitas enzim dilakukan dengan menggunakan 4 tabung reaksi berkode A, B, C dan D. Masing-masing tabung reaksi ditambahkan dengan  larutan pati 1 % dan larutan iodium 10 %. Pati bereaksi dengan larutan iodium menghasilkan warna biru. Pada tabung A ditambahkan enzim amilase. Pada tabung B ditambahkan amilase amobil dengan bahan pengamobil abu sekam padi. Tabung C ditambahkan dengan amilase amobil dengan bahan pengamobil arang aktif. Sedangkan tabung D ditambahkan  dengan air destilata. Kemudian mengocok semua tabung hingga homogen. Dan memanaskannya pada suhu 60 oC selama 10 menit. Pemanasan seharusnya dilakukan pada suhu 70 oC karena pada suhu ini enzim α-amilase amobil bekerja secara optimum. Kemudian dipanaskan selama 10 menit dalam air mendidih bertujuan untuk menginaktifasi enzim agar tidak beraktivitas untuk menghidrolisis pati secara terus-menerus agar tidak terbentuk produk yang tidak diinginkan. Setelah dilakukan pemanasan, warna larutan masing-masing yaitu untuk tabung A kuning dan menggumpal, tabung B coklat dan menggumpal,untuk tabung C biru tua, dan  untuk tabung D hitam kebiruan.
Kemudian semua larutan tersebut dimasukkan masing-masing pada 4 erlenmeyer yang kemudian ditambahkan dengan air destilata sebagai pelarut. Kemudian disaring  untuk menghilangkan pengotor dan diperoleh larutan bening untuk diukur adsorbansinya pada panjang gelombang  400-700 nm. Dan kemudian dapat ditentukan panjang gelombang maksimum. Pengukuran adsorbansi menggunakan spektronik 20. Prinsip kerja alat ini adalah bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian di serap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan, nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel.
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa panjang gelombang maksimum adalah 400 nm dengan serapan 0,293; 0,554; dan 0,048 sedangkan tabung D pada panjang gelombang 530 nm dengan nilai serapan 1,898.
Penentuan aktivitas enzim amobil dapat dilakukan melalui selisih nilai serapan awal tanpa enzim dengan serapan setelah penambahan enzim. Sehingga diperoleh aktivitas enzim untuk masing-masing tabung A, B, dan C adalah adalah 0,08025 mL  per menit, 0,1344  gram per menit dan 0,185  gram per menit. Dari hasil perhitungan tersebut dikatahui bahwa aktivitas enzim yang paling tinggi adalah tabung C atau enzim amobil dengan bahan pengamobil karbon aktif, tabung B atau enzim amobil dengan bahan pengamobil abu sekam padi dan terakhir tabung A.








    V.            PENUTUP
5.1  Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang diperoleh dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Imobilisasi enzim α-amilase secara penyerapan fisik menggunakan bahan pengamobil limbah abu sekam padi dan karbon aktif  didasarkan pada proses adsorpsi atau penyerapan.
2.      Teknik pelaksanaan imobilisasi enzim yang digunakan yaitu pencampuran, penyerapan corong buchner.
3.       Rendemen yang dihasilkan untuk :
§  Enzim α-amilase amobil dengan bahan pengamobil abu sekam padi yaitu 66,05 %.
§  Enzim α-amilase amobil dengan bahan pengamobil karbon aktif yaitu 69,89 %.
4.       Aktivitas enzim  untuk enzim α-amilase 0,08025 mL  per menit, Enzim α-amilase amobil dengan bahan pengamobil abu sekam padi  0,1344  gram per menit dan Enzim α-amilase amobil dengan bahan pengamobil karbon aktif  0,185  gram per menit.

5.2  Saran
Kepada mahasiswa agar efisien menggunakan waktu sehingga alat yang sedikit dapat digunakan utnuk semua kelompok pada hari praktek tersebut sehingga tidak perlu melanjutan praktek pada hari selanjutnya.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Corong Buchner. (http://id.scribd.com/doc/104279809/Corong-Buchner). Diakses pada tanggal 22 Maret 2013.
Anonim. 2013. Abu Sekam Padi. (http://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000013097388). Diakses pada tanggal 22 Maret 2013.
Anonim. 2013. Karbon Aktif. (http://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_aktif). Diakses pada tanggal 22 Maret 2013.
Anonim. 2013. Spektrofotometer. (http://hildan09.student.ipb.ac.id/2011/03/26/spektrofotometer-ipbbiokimia/). Diakses pada tanggal 22 Maret 2013.
Indah, K. N. 2010. Amobilisasi dan Karakterisasi Enzim α-Amilase Dengan Metode Adsorpsi Menggunakan Bentonit. UNY. Yogyakarta.
Mappiratu. 2013. Modul Praktikum Imobilisasi Enzim dan Sel. Jurusan Kimia FMIPA UNTAD. Palu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar