Rabu, 09 April 2014

teknik DESTILASI II



I.            Tujuan
Melatih keterampilan menyusun peralatan yang umum dipakai untuk proses ekstraksi dan penyulingan atau destilasi. Dan mampu memahami prinsip kerja alat ekstraksi soxhletasi dan destilasi sederhana.
II.            Tinjauan Pustaka
Menurut Sudjadi (1998), Ekstraksi adalah penyarian zat-zat aktif dari bagian tanaman obat. Adapun tujuan dari ekstraksi yaitu untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam simplisia. Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut.
Secara umum, terdapat empat situasi dalam menentukan tujuan ekstraksi:
  1. Senyawa kimia telah diketahui identitasnya untuk diekstraksi dari organisme. Dalam kasus ini, prosedur yang telah dipublikasikan dapat diikuti dan dibuat modifikasi yang sesuai untuk mengembangkan proses atau menyesuaikan dengan kebutuhan pemakai.
  2. Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok senyawa kimia tertentu, misalnya alkaloid, flavanoid atau saponin, meskipun struktur kimia sebetulnya dari senyawa ini bahkan keberadaannya belum diketahui. Dalam situasi seperti ini, metode umum yang dapat digunakan untuk senyawa kimia yang diminati dapat diperoleh dari pustaka. Hal ini diikuti dengan uji kimia atau kromatografik yang sesuai untuk kelompok senyawa kimia tertentu
  3. Organisme (tanaman atau hewan) digunakan dalam pengobatan tradisional, dan biasanya dibuat dengan cara, misalnya Tradisional Chinese medicine (TCM) seringkali membutuhkan herba yang dididihkan dalam air dan dekok dalam air untuk diberikan sebagai obat. Proses ini harus ditiru sedekat mungkin jika ekstrak akan melalui kajian ilmiah biologi atau kimia lebih lanjut, khususnya jika tujuannya untuk memvalidasi penggunaan obat tradisional.
  4. Sifat senyawa yang akan diisolasi belum ditentukan sebelumnya dengan cara apapun. Situasi ini (utamanya dalam program skrining) dapat timbul jika tujuannya adalah untuk menguji organisme, baik yang dipilih secara acak atau didasarkan pada penggunaan tradisional untuk mengetahui adanya senyawa dengan aktivitas biologi khusus.
Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman yaitu pelarut organik akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif di dalam dan di luar sel (Alam dan Rahim, 2007).
Menurut sudjadi (1986) prinsip kerja alat soxhletasi yaitu  Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di sifon tidak berwarna, tidak tampak noda jika di KLT, atau sirkulasi telah mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
Destilasi adalah suatu metode pemisahan Hukum Raoult berdasarkan perbedaan titik didih. Untuk membahas destilasi perlu dipelajari proses kesetimbangan fasa uap-cair; kesetimbangan ini tergantung pada tekanan uap larutan. Hukum Raoult digunakan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi pada proses pemisahan yang menggunakan metode destilasi; menjelaskan bahwa tekanan uap suatu komponen yang menguap dalam larutan sama dengan tekanan uap komponen murni dikalikan fraksimol komponen yang menguap dalam larutan pada suhu yang sama (Armid, 2009).
Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap tersebut pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali disebut destilat. Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni. Pada destilasi biasa, tekanan uap di atas cairan adalah tekanan atmosfer (titik didih normal). Untuk senyawa murni, suhu yang tercatat pada termometer yang ditempatkan pada tempat terjadinya proses destilasi adalah sama dengan titik didih destilat (Sahidin, 2008).
Untuk memisahkan alkohol dari campuran dan meningkatkan kadar alkohol, beer perlu didistilasi. Maksud dan proses distilasi adalah untuk memisahkan etanol dari campuran etanol air. Untuk larutan yang terdiri dari komponen-komponen yang berbeda nyata suhu didihnya, distilasi merupakan cara yang paling mudah dioperasikan dan juga merupakan cara pemisahan yang secara thermal adalah efisien. Pada tekanan atmosfir, air mendidih pada 100 oC dan etanol mendidih pada sekitar 77oC. perbedaan dalam titik didih inilah yang memungkinkan pemisahan campuran etanol air. Prinsip: jika larutan campuran etanol air dipanaskan, maka akan lebih banyak molekul etanol menguap dari pada air. Jika uap-uap ini didinginkan (dikondensasi), maka konsentrasi etanol dalam cairan yang dikondensasikan itu akan lebih tinggi dari pada dalam larutan aslinya. Jika kondensat ini dipanaskan lagi dan kemudian dikondensasikan, maka konsentrasi etanol akan lebih tinggi lagi. Proses ini bisa diulangi terus, sampai sebagian besar dari etanol dikonsentrasikan dalam suatu fasa. Namun hal ini ada batasnya. Pada larutan 96% etanol, didapatkan suatu campuran dengan titik didih yang sama (azeotrop). Pada keadaan ini, jika larutan 96% alkohol ini dipanaskan, maka rasio molekul air dan etanol dalam kondensat akan teap konstan sama. Jika dengan cara distilasi ini, alcohol tidak bias lebih pekat dari 96% (Harahap, 2003).
Pemisahan dan pemurnian senyawa organik dari suatu campuran senyawa dilakukan dengan beberapa cara sesuai dengan karakter sample. Destilasi sederhana, pemisahan ini dilakukan bedasarkan perbedan titik didih yang besar atau untuk memisahkan zat cair dari campurannya yang yang berwujud padat. Destilasi bertingkat, pemisahan ini dilakukan berdasarkan perbedaan titik didih yang berdekatan.. Destilasi uap, dilakukan untuk memisahkan suatu zat yang sukar bercampur dengan air dan memiliki tekanan uapnyang relative tunggi atau memiliki Mr yang tinggi (Tim Kimia Modul SMKN 13, 2001).
Destilasi merupakan penguapan suatu cairan dengan cara memanaskannya dan kemudian mengembunkan uapnya kembali menjadi cairan. Destilasi sebagai proses pemisahan dikembangkan dari konsep-konsep dasar: tekanan uap, kemenguapan, dan sebagainya. Destilasi digunakan untuk pemisahan cairan-cairan dengan tekanan uap yang cukup tinggi. Dengan kolom yang dirancang secara baik, dapat memisahkan cairan-cairan dengan perbedaan tekanan uap yang kecil (tapi tidak campuran azeotrop). Destilasi merupakan metode isolasi/pemurnian (Bahti, 1998).
Tinjaulah pemisahan dari sikloheksana dan toluene. Ketika di destilasi dalam alat destilasi sederhana, pencampuran dari dua cairan ini mulai mengalami pemisahan seberapa mana di atastitik didih dari sikloheksana dan berhenti mengalami destilasi seberapa mana di bawah titik didih dari toluene seluruh bagian dari destilasi tercampur dan sedikit pemisahan dari dua komponen didapat. Pemisahan dapat lebih baik didapatkan dengan mendestilasi dari tiap bagian. Jika pendestilasian ulang diulang sesering mungkin, dua komponen dari pencampuran akan terpisah secara perlahan ( Louis, 1979 ).




III.            Alat dan Bahan
3.1  Alat
1.      Satu set alat esktraksi soxhletasi
2.      Satu set alat destilasi sederrhana
3.      Gelas kimia 250 mL
4.      Thermometer 1000C
5.      Cawan porselin
6.      Gelas ukur 100 mL
7.      Oven neraca analitik
8.      Selongsong n-hexane
9.      Labu godok 500 mL
3.2  Bahan
1.      Kertas saring
2.      Kapas
3.      Kemiri yang telah dihaluskan
4.      CH3 (CH4) CH3 M= 86.8 gr/mol


V.            Prosedur Kerja
1.      Menimbang 30 gr kemiri yang sudah dihaluskan, kemudian dibungkus dengan kertas saring dengan bentuk dan ukuran yang sesuai dengan labu soxlet yang digunakan (bagian atas ditutui dengan kapas). Kemudian memasukkannya kedalam selongsong n-hexanes.
2.      Masukkan pelarut n-hexanes kedalam labu godok dan alat soxlet ± 60% dari volume selongsong n-hexanes kemudian rangkaikan ke alat soxlet.
3.      Melakukan ekstraksi soxletasi dengan memanaskan perlahan-lahan labu godok sampai terjadi sirkulasi pelarut (labu godok - pendingin soxlet – selongsong n – Hexanes – labu godok) 5 – 6 kali.
4.      Menggantikan selongsong n – Hexanes dan pendingin soxlet dengan pendingin destilasi, lakukan proses destilasi untuk memisahkan n – Hexane dan minyak/ lemak hasil ekstraksi. Menampung destilat n – hexane dalam gelas kimia.
5.      Setlah terjadi pemisahan antar minyak dan n – hexane, selanjutnya memasukkan minyak kedalam gelas kimia yang telah diketahui beratnya.
6.      Menimbang berat minyak dengan menggunakan neraca analitik.
7.      Menghitung kadar minyak dalam sampel, dengan rumus :
Kadar minyak dalam sampel =  x 100 %


 VI.            Hasil Pengamatan
Analit
Berat
Minyak
3.376      Gr

Keterangan :
-          Berat gelas kimia                           : 47.947 gr
-          Berat gelas kimia + minyak           : 51.323 gr


VII.            Analisa Data
Diketahui        : Berat gelas kimia                   : 47.947 gr
                          Berat gelas kimia + minyak   : 51.323 gr
                          Berat sampel                                     : 30         gr
Ditanya           : Kadar minyak dalam sampel ?
Penyelesaian    :
-          Berat minyak   = (Berat gelas Kimia + Minyak) – (Berat gelas
    kimia)
= 51.323 gr – 47.947 gr
= 3.376 gr
-          Kadar Minyak dalam sampel =  x 100%

=  x 100 %
= 11.25 %




           


VIII.            Pembahasan
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua larutan yang tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik. Destilasi adalah pemisahan berdasarkan perbedaan penguapan (vaporation) atau volatilitas.
Pertama-tama menimbang 30 gram kemiri dengan mengggunakan neraca analitik. Setelah itu memasukkannya ke dalam labu soxlet dan bagian atasnya ditutupi dengan kapas. Yang dilakukan kemudian adalah memasukkan labu soxlet kedalam selongsong n-Hexana. Kemudian memasukkan pelarut n-Hexane kedalam labu godok dan alat soxlet ± 60 % dari volume selongsong n-hexane. Setelah itu rangkaikan alat dengan pendingin soxlet. Kemudian dilakukannya ekstraksi soxletasi dengan memanaskan perlahan-lahan labu godok sampai terjadi sirkulasi pelarut yaitu labu godok – pendingin soxlet – selongsong n–Hexane – labu godok hingga 5-6 kali. Prinsip kerja dari alat ekstraksi soxletasi adalah penyairan secara berkesinambungan, dimana cairan penyari (n-Hexane) dipanaskan sehingga menguap , uap cairan akan terkondensasi molekul-molekul cairan penyari oleh pendingin soxlet dengan turun kedalam selongsong n-Hexane menyari simplisia dan selanjutnya akan masuk kembali kedalam labu godok setelah melewati pipa siphon, proses ini berlangsung hingga penyarian zat aktif menjadi sempurna. Ekstraksi dilakukan berulang agar ekstrak yang didapatkan lebih banyak.
Mengganti selongsong n-Hexane dan pendingin soxlet dengan pendingin destilasi, dan melakukan destilasi untuk memisahkan n-Hexane dan minyak atau lemak hasil ekstraksi. Prinsip kerja destilasi adalah proses penguapan yang berkesinambungan,   yang mana cairan tersebut diuapkan kemudian uap itu diembunkan menjadi cairan kembali melalui proses pendinginan. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa n-Hexane lebih mudah menguap daripada minyak jadi proses pemisahan dilakukan dengan teknik destilasi yang mana pemisahan ini didasarkan pada perbedaan penguapan. Dari destilasi yang dilakukan didapatkan kadar minyak dalam sampel adalah 11.25 %. Menurut Anonim (2010) kadar minyak dalam biji kemiri adalah 55 - 65 %. Dari hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan literatur hal ini dapat terjadi karena ekstraksi yang dilakukan tidak maksimal yaitu hanya setengah jam saja, sehingga hasil ekstrak yang didapat pun tidak maksimal.


 IX.            Penutup
9.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa peralatan yang umum dipakai  dalam destilasi sederhana yaitu kondensor, labu didih dan labu destilat. Sedangkan dalam ekstraksi adalah adanya labu godok, selongsong n – Hexane dan pendingin soxlet dan alat-alat tersebut disusun secara berurutan. Dalam kedua teknik tersebut digunakan alat yaitu sirkulator. Dan prinsip kerja dari ekstraksi adalah penyairan yang bekesinambungan sedangkan alat destilasi adalah penguapan yang bekesinambungan. Berat analit yaitu minyak didapatkan sebesar 3.376 gr dan kadar minyak dalam sampel yaitu sebesar 11.25 %.

9.2  Saran
Diharapkan agar ekstraksi dilakukan berulang kali atau lebih dari yang telah ditunjukkan oleh prosedur kerja agar analit yang didapatkan pun lebih banyak.



DAFTAR PUSTAKA
Alam, Gemini dan Abdul Rahim. 2007. Penuntun Praktikum Fitokimia.
UIN
Armid. 2009. Penuntun Praktikum Metode Pemisahan Kimia. Unhalu.
Kendari.
Bahti. 1998. Teknik Pemisahan Kimia dan Fisika. Universitas
Padjajaran. Bandung.
Harahap. 2003. ‘Karya Ilmiah Produksi Alkohol’:6.
Louis F,Fieser. 1979. ORGANIC EXPERIMENT. O. C. Heath and
Company : Toronto. 
Modul SMKN 13. 2001.’ Analisis Elementer’:6.
Sahidin. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Unhalu. Kendari.
Sudjadi, Drs., (1986), "Metode Pemisahan", UGM Press, Yogyakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar