LAPORAN
PRAKTIKUM ORGANIK SINTESIS
PERCOBAAN
VIII
SINTESIS
DIAZOAMINOBENZEN
Nama : Patrisia M. Rengku
Stambuk : G 301 10 048
Kelompok : II
Asisten : MIFTA
LABORATORIUM
KIMIA ORGANIK-BIOKIMIA
JURUSAN
KIMIA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
TADULAKO
PALU
2013
PERCOBAAN
VIII
SINTESIS
DIAZOAMINOBENZEN
I.
Tujuan
Mempelajari reaksi garam diazonium
dengan amina dalam sintesis diazoaminobenzen.
II.
Tinjauan
Pustaka
Senyawa
diazonium atau garam
diazonium adalah kelompok senyawa organik berbagi
umum gugus fungsional RN 2
+ X - dimana R dapat residu organik seperti alkil atau aril dan X adalah anion organik atau
anorganik seperti halogen . Garam diazonium, terutama yang mana R adalah gugus aril,
adalah intermediet penting dalam sintesis organik dari pewarna (Anonim, 2013).
Amina merupakan senyawa
organik dan gugus fungsional yang isinya terdiri dari senyawa nitrogen atom
dengan pasangan sendiri. Amino
merupakan derivatif amoniak. Biasanya
dipanggil amida
dan memiliki berbagai kimia yang berbeda. Yang termasuk amino ialah asam amino,
amino biogenik, trimetilamina, dan anilina (Anonim, 2013).
Menurut Anonim (2013), struktur amina:
Diazoaminobenzene adalah amina aromatik yang ada sebagai kristal kuning
keemasan kecil pada suhu kamar. Hal ini tidak larut dalam air tetapi bebas
larut dalam benzena, eter, dan alkohol panas. Hal ini stabil di bawah suhu
normal dan tekanan (Akron, 2009).
Menurut Anonim (2013), struktur
diazoaminobenzen :
Menurut Akron (2009), sifat fisik dan kimia diazoaminobenzene tercantum
dalam tabel berikut.
Senyawa diazomino disintesis dari
senyawa garam diazonium dengan amina. Pada proses diazonisasinya digunakan asam
klorida yang berlebih. Diazoaminobenzen dapat disintesis dari dua ekivalen
anilin dengan tiga ekivalen asam klorida dan ditambahkan natrium nitrit yang
diikuti dengan dua ekivalen natrium asetat (Ridhay dkk, 2013).
Menurut Anonim (2013), sintesis diazoaminobenzen:
Diazoaminobenzene cukup diantisipasi menjadi
karsinogen manusia berdasarkan (1)
bukti dari penelitian pada hewan
percobaan dan dengan jaringan manusia menunjukkan diazoaminobenzene yang dimetabolisme
untuk benzene, karsinogen manusia
dikenal, dan (2) bukti bahwa diazoaminobenzene menyebabkan kerusakan genetik. Studi pada tikus dan
tikus telah menunjukkan bahwa metabolisme
diazoaminobenzene untuk benzena adalah kuantitatif. Benzene tercatat dalam
Laporan Tahunan Pertama pada
Karsinogen pada tahun 1980 didasarkan pada studi epidemiologi manusia menunjukkan bahwa
paparan benzena penyebab leukemia.
Benzene juga menyebabkan kanker pada situs jaringan
banyak pada hewan pengerat (Food and Drug
Administration (FDA), 2011).
Ruang
operasi harus memiliki ventilasi yang baik, aparat disegel. Para pekerja harus mencuci baik setelah
menangani seluruh tubuh dan rambut, selama mereka dipekerjakan oleh alkohol
atau larutan volatile diazoaminobenzenu. Ini
harus bekerja dalam pakaian dan sarung tangan pelindung, dan solusi yang
menguap - termasuk memakai masker dan kacamata Ruang operasi harus memiliki
ventilasi yang baik, aparat disegel. Para
pekerja harus mencuci baik setelah menangani seluruh tubuh dan rambut, selama
mereka dipekerjakan oleh alkohol atau larutan volatile diazoaminobenzen.
Ini harus bekerja dalam pakaian dan sarung tangan
pelindung, dan solusi yang menguap - termasuk memakai masker dan kacamata
(Anonim, 2013).
III.
Alat
dan Bahan
3.1 Alat
1. Erlenmeyer
250 mL
2. Gelas
ukur 250 mL dan 50 mL
3. Batang
pengaduk
4. Penyaring
buchner
5. Corong
kaca
6. Neraca
analitik
7. Botol
semprot
8. Cawan
petri
9. Gelas
kimia 800 mL
10. Magnetik
stirer
11. Thermomter
12. Pipet
volum 25 mL
13. Karet
penghisap
14. Pipa
kapiler
15. Alat
melting point
3.2 Bahan
1. Akuades
2. Larutan
HCl pekat
3. Larutan
Anilin
4. Larutan
Natrium nitrit
5. Larutan
Natrium asetat
6. Larutan
Petroleum
7. Es
batu
8. Kertas
saring
IV.
Prosedur
Kerja
1. Menempatkan
75 mL air di dalam erlenmeyer, 20 mL HCl pekat dan 13,7 mL anilin. Mengocok
dengan batang pengaduk dan selanjutnya menambahkan 50 gram serpihan es.
2. Memasukan
larutan 5,2 gram natrium nitrit dalam 12 mL air, dengan pengadukan konstan 10
menit.
3. Melanjutkan
pengocokan dengan stirer dan menambahkan larutan 21 gram kristal natrium asetat
dalam 40 mL air selama 5 menit. Endapan kuning diazoaminobenzen mulai terbentuk
dengan seketika.
4. Melanjutkan
pengocokan hingga 45 menit dan jangan membiarkan temperatur diatas 20oC
(menambahkan es batu bila perlu).
5. Menyaring
endapan kuning diazoaminobenzen dengan penyaring buchner dan mencuci dengan 250
mL air dingin, mengeringkan secara sempurna. Rendemen crude diazoaminobenzen
adalah sekitar 15 gram (titik leleh 91oC).
6. Merekristalisasi
sebagian kecil crude diazoaminobenzen dengan 200 mL petroleum. Senyawa
diazoaminobenzen diperoleh (titik leleh 97oC).
V.
Hasil
Pengamatan
Perlakuan
|
Hasil
|
75 mL air + 24 gram (20 mL) HCl
pekat
+ 14 gram (13,7 mL) anilin
(mengocoknya)
+ 50 gram serpihan es
|
Larutan bening
Larutan coklat tua
Larutan coklat tua
|
+ 5,2 gram natrium nitrit dalam
12 mL air (pengadukan 5 - 10 menit)
|
Larutan merah bata
|
+ 5,2 gram natrium asetat dalam
12 mL air (pengocokan 5 menit)
|
Endapan kuning diazoaminobenzen
|
Pengocokan 45 menit
|
Endapan kuning diazoaminobenzen
(warnanya lebih pekat)
|
Menyaring endapan kuning
diazoaminobenzen + cuci dengan 250 mL air dingin (pengeringan)
|
Rendemen crude diazoaminobenzen
sebesar 18,561 gram dengan titik leleh 92-95 oC
|
Rekristalisasi sebagian crude
diazoaminobenzen dengan 200 mL petroleum
|
Diperoleh senyawa murni
diazoaminobenzen dengan titik leleh 93-97 oC
|
Keterangan :
Berat
kertas saring = 0,439 gram
Berat cawan
petri = 35,377 gram
Berat
kertas saring + endapan + cawan petri
(I) = 54,315 gram
Berat kertas
saring + endapan + cawan petri (II) = 50,005 gram
Berat kretas
saring = 0,479 gram
Berat kertas
saring + endapan + cawan petri (setelah
rekristalisasi)
= 37,976 gram
VI.
Analisa
Data dan Persamaan Reaksi
6.1 Analisa
data
Diketahui :
Berat kertas saring = 0,439 gram
Berat cawan petri = 35,377 gram
Berat kertas saring + endapan + cawan
petri (I) = 54,315 gram
Berat kertas saring +
endapan + cawan petri (II) = 50,005 gram
Berat kretas saring = 0,479 gram
Berat kertas saring + endapan + cawan
petri (setelah rekristalisasi)
= 37,976 gram
Ditanya
:
Endapan
yang diperoleh =.........?
Endapan
yang digunakan untuk rekristalisasi = .....?
Rendemen
kristal = ......?
Penyelesaian
:
a. Berat
endapan (I) :
=
(Berat kertas saring + endapan + cawan petri)
– (Berat kertas
saring
+ cawan petri) gram
= (54,315) gram – (0,439
+ 35,377) gram
=
(54,315 – 35,816) gram
=
18,499 gram
b. Berat
endapan (II) :
=
(Berat kertas saring + endapan + cawan petri)
– (Berat kertas
saring
+ cawan petri) gram
=
(50,005) gram – (0,439 + 35,377) gram
=
(50,005 – 35,816) gram
=
14,189 gram
c. Endapan
yang digunakan untuk rekristalisasi :
= (Berat endapan (I) –
Berat endapan (II))
= (18,499 - 14,189)
= 4,31 gram
d. Berat
endapan setelah direkristalisasi :
=
(Berat kertas saring + endapan + cawan petri)
– (Berat kertas
saring
+ cawan petri) gram
=
(37,976) gram – (0,479 + 35,377) gram
=
(37,976– 35,856) gram
=
2,12 gram
e. Rendemen
kristal =
x
100%
=
x
100%
=
96,34 %
6.2
Persamaan
Reaksi
a. Reaksi
sederhana
b. Diskoneksi
c. Mekanisme
reaksi
VII.
Pembahasan
Garam
diazonium adalah senyawa organik yang diperoleh dari reaksi suatu amina
aromatik primer yang dilarutkan atau disuspensikan dalam suatu larutan asam
mineral dalam air, kemudian direaksikan dengan natrium nitrit dalam keadaan dingin.
Senyawa diazoamino disintesisi dari
senyawa garam diazonium dengan amina. Pada proses diazotasinya digunakan asam
klorida yang berlebih. Diazoaminobenzen dapat disintesis dari dua ekivalen
anilin dengan tiga ekivalen asam klorida dan ditambahkan natrium nitrit yang
diikuti dengan dua ekivalen natrium asetat. Percobaan ini bertujuan untuk
mempelajari cara sintesis diazoaminobenzen.
Prosesnya pembuatannya yaitu diawali
dengan mencampurkan air, HCl dan anilin
didalam erlenmeyer dan kemudian dikocok dengan batang pengaduk. Tujuan
pengocokan untuk memaksimalkan tumbukan yang trjadi diantara partikel-partikel
senyawa sehingga lebih mudah bercampur dan homogen. Pada pencampuran ini
terjadi pengaktifan senyawa anilin, dengan mekanisme yaitu atom nitrogen yang
bersifat nukleofilik mengambil ion hidrogen dari air membentuk muatan positif.
Kemudian dilakukan penambahan larutan
natrium nitrit kedalam erlenmeyer tadi. Kemudian diaduk selama 1 menit untuk
memaksimalkan tumbukan antara partikel sehingga laju reaksi semakin cepat dan
larutan menjadi homogen dengan mudah. Kemudian menambahkan es batu. Pada proses
pencampuran ini membentuk ion anildiazonium yang sebelumnya membentuk ion nitrozonium.
Pembentukan ion nitrozonium diawali dengan atom oksigen yang nukleofilik
menembak H+ dari HCl membentuk oksigen yang bermuatan positif
kemudian melepas air untuk menstabilkan kemudian Natrium nitrit bereaksi dengan
HCl mementuk asam nitrit yang bersifat reversibel sehingga terbentuk ion
nitrozonium. Kemudian ion nitrozonium berikatan dengan anilin sehingga
terbentuk anildiazonium.
Selanjutnya menambahkan natrium asetat
dalam air ke dalam erlenmeyer. Tujuan penambahan natrium asetat adalah agar ion
klorida dalam larutan menghilang. Setelah itu, dilakukan pengadukan selama 45
menit serta menjaga suhu tetap di bawah 20oC serta menambahkan
serpihan es batu ketika terjadi kenaikan suhu. Mempertahankan suhu di bawah 20oC bertujuan untuk
mempertahan atom nitrogen agar tidak lepas dari ikatannya. Ketika penambahan
larutan ini akan terbentuk edapan kuning diazoaminobenzen dengan seketika. Mekanisme
terbentuknya diazoaminobenzen yaitu atom nitrogen dari ion anildiazonium
menembak asetat sehingga terjadi ikatan antara anildiazonium dan asetat. natrium
yang terikat pada asetat akan menembak klorida dari HCl maka akan terbentuk NaCl
dengan melepas H+. Kemudian atom nitrogen dari anilin menembak atom
nitrogen dari garam diazonium dengan melepas ion asetat yang akan berikatan dengan
H+ dari HCl. Atom oksigen yang bermuatan positif
akan dilepas dan terbentuk diazoaminobenzen dan HCl.
Ketika selesai pengadukan akan terbentuk
endapan yang kuning yang pekat. Maka dipisahkan endapan tersebut dengan
menggunakan penyaring buchner. Penyaring bucner digunakan untuk proses penyaringan
yang tidak dapat dilakukan dengan penyaring biasa. Penyaringan biasa dilakukan
dengan memanfaatkan gaya grafitasi, sedangkan
pada penyaring buchner, filtrat dipisahkan dari sistem campuran dengan
cara disedot atau divakum. Prinsip kerja
penyaringan ini yaitu dengan meminimalisir suatu tekanan di dalam sistem,
sehingga tekanan di luar sistem (lingkungan) menjadi lebih besar sehingga hal
ini kemudian akan mempercepat proses penyaringan.
Kemudian ketika endapan telah tersaring maka
dicuci dengan air dingin bertujuan untuk menghilangkan alkali pada endapan. kemudian
menimbang kristal dan diperoleh kristal sebanyak 18,499 gram. Menurut Tim Dosen
Kimia Organik Sintesis (2013), berat rendemen 15 gram. Hasil yang diperoleh
tidak sesuai dengan literatur karena rendemen yang diperoleh lebih dari 15 gram
hal ini dapat disebabkan kristal belum kering sepenuhnya
Kemudian akan dilakukan pengukuran titik
leleh dengan menggunakan alat melting point. Titik leleh adalah suhu dimana
suatu senyawa mulai beralih fasa dari padatan menjadi cairan sampai kesemuanya
menjadi cair sempurna. Titik leleh dapat dicari melalui sebuah eksperimen.
Bahan yang diperlukan adalah pipa kapiler dan alat penentu titik leleh. Diperoleh
titik leleh 92-95 oC. Menurut Tim Dosen Kimia Organik Sintesis
(2013), titik leleh crude diazoaminobenzen yaitu 91oC. Hal ini tidak
sesuai dengan literatur yang dapat disebabkan kurang telitinya praktikan ketika
melaksanakan praktikum. Menurut Anonim (2013), titik leleh juga dapat digunakan
sebagai acuan apakah senyawa tersebut murni atau tidak. Senyawa murni biasanya
mempunyai rentangan titik leleh tak lebih dari 3 derajat Celcius. Misalnya,
suatu bahan mempunyai titik leleh 128-136o C, maka dapat diketahui
senyawa tersebut belum murni karena rentang titik lelehnya adalah 8oC.
Dari hasil dapat diketahui bahwa kristal yang diperoleh belum murni.
Kemudian merekristalisasi kembali crude
kristal sebanyak 4,31 gram dengan menggunakan petroleum. Rekristalisasi
merupakan proses pembentukan kembali kristal yang bertujuan untuk mengendalikan
pembentukan kristal sehingga didapat kristal yang baik dan juga untuk
memurnikan kristal. Prinsip rekristalisasi adalah melarutkan senyawa dengan
pelarut yang sesuai di dekat titik didih pelarut lalu didinginkan untuk
membentuk kembali kristal. Syarat utama pelarut yang digunakan adalah
melarutkan senyawa pada titik didih pelarut tetapi sedikit atau sama sekali
tidak melarutkan senyawa pada suhu kamar dan tidak bereaksi dengan senyawa.
Petrolium benzena digunakan karena sifatnya yang semi polar dan mudah menguap
sehingga diharapkan pengotornya juga ikut menguap.
Setelah direkristalisasi maka diperoleh
titik leleh sebesar 93-97 oC. Menurut Tim Dosen Kimia Organik
Sintesis (2013), senyawa murni diazoaminobenzen memiliki titik leleh 97oC
dan dapat disimpulkan hasil sesuai dengan literatur. Rendemen kristal yang
diperoleh yaitu 30,88 %.
VIII.
Kesimpulan
dan saran
8.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang diperoleh
dapat disimpukan sebagai berikut :
1. Diazoaminobenzen
dapat disintesis dari dua ekivalen anilin dengan tiga ekivalen asam klorida dan
ditambahkan natrium nitrit yang diikuti dengan dua ekivalen natrium asetat.
2.
Diperoleh berat kristal
sebelum direkristalisasi sebanyak 18,499 gram dengan titik leleh 92-95 oC.
3.
Setelah
direkristalisasi diperoleh titik leleh sebesar 93-97 o
4.
Rendemen kristal yang
diperoleh yaitu 30,88 %.
8.2 Saran
Disarankakan agar dalam praktikum
digunakan makser dan hand skun karena senyawa yang digunakan berbahaya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2013. Diazoaminobenzen and Preview. (http://translate.google.com
/translate?hl=id&sl=pl&u=http://pl.wikipedia.org/wiki/Diazoaminobenzen&prev=/search%3Fq%3Ddiazoaminobenzen%26hl%3Did%26biw%3D1143%26bih%3D714).
Diakses pada tanggal 9 Mei 2013.
Anonim.
2013. Chemical Product Property. (http://www.chemicalbook.com
/ChemicalProductProperty_EN_CB2344713.html).
Diakses Pada Tanggal 9 Mei 2013.
Anonim.
2013. Diazonium Compound and Preview.
(http://translate.google.com
/translate?hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Diazonium_compound&prev=/search%3Fq%3Ddiazonium%26hl%3Did%26biw%3D1143%26bih%3D714).
Diakses Pada Tanggal 9 mei 2013.
Anonim.
2013. Amina. (http://id.wikipedia.org/wiki/Amina?g_q=amina).
Diakses Pada Tnaggal 9 Mei 2013.
Anonim.
2013. Diazoaminobenzen. (http://translate.google.com/translate?hl=id
&sl=en&u=http://www.orgsyn.org/orgsyn/orgsyn/prepContent.asp%3Fprep%3Dcv2p0163&prev=/search%3Fq%3DDiazoaminobenzen%26hl%3Did%26biw%3D1143%26bih%3D714).
Diakse Pada Tanggal 9 Mei 2013.
Akron.
2009. The Chemical Database. The Department of Chemistry at the University
of Akron. United State.
Food and Drug
Administration (FDA). 2011. Report
on Carcinogens, Twelfth Edition. Department of
Health and Human National Toxicology Program Services. New York.
Ridhay,
A. Dan Hardi, J. 2013. Penuntun Praktikum
Organik Sintesis. Jurusan Kimia FMIPA UNTAD. Palu.
LEMBAR
ASISTENSI
Nama
: Tri Rahayu Tiaradewi
Stambuk
: G 301 10 023
Kelompok
: II
Asisten : MIFTA
No
|
Hari/
Tanggal
|
Ralat
|
Paraf
|
|
|
|
|
bisa minta reaksinya
BalasHapus