PERCOBAAN V
ANALISIS KADAR KALSIUM DALAM AIR
MENGGUNAKAN SPEKTOFOTOMETRI SERAPAN ATOM
I. Tujuan
Mengetahui
cara menganalisis kadar kalsium dalam sampel air menggunakan spekrofotometri
serapan atom.
II. Tinjauan Pustaka
Spektrofotometri dapat
dibayangkan sebagai suatu perpanjangan dari penilikan visual di mana studi yang
lebih terinci mengenai pengabsorpsian energi cahaya oleh spesies kimia
memungkinkan kecermatan yang lebih besar dalam pencirian dan pengukuran
kuantitatif. Dengan mengganti mata manusia dengan detektor-detektor radiasi
lain, dimungkinkan studi absorpsi di luar daerah spektrum tampak, dan
seringkali eksperimen spektrofotometri dilakukan secara automatik (Day, R. A.,
dan Underwood, A. L., 2002).
Peristiwa serapan atom pertama kali diamati oleh Fraunhofer,
ketika mengamati garis-garis hitam pada spektrum matahari. Spektroskopi serapan
atom pertama kali digunakan pada tahun 1955 oleh Walsh. Spektroskopi serapan
atom digunakan untuk analisis kuantitatif unsur-unsur logam dalam jumlah
sekelumit (trace) dan sangat kelumit (ultratrace). Cara analisis
memberikan kadar total unsure logam dalam suatu sampel dan tidak tergantung
pada bentuk molekul dari logam dalam sampel tersebut. Cara ini cocok untuk
analisis kelumit logam karena mempunyai kepekaan yang tinggi (batas deteksi
kurang dari 1 ppm), pelaksanaannya relatif sederhana, dan interferensinya
sedikit. Dalam garis besarnya prinsip spektroskopi serapan atom sama saja
dengan spektrofotometri sinar tampak dan ultraviolet. Perbedaannya terletak
pada bentuk spektrum, cara pengerjaan sampel dan peralatannya (Hendayana, S.,
1994).
Spektrofotometri Serapan Atom (AAS) adalah suatu metode
analisis yang didasarkan pada proses penyerapan energi radiasi oleh atom-atom
yang berada pada tingkat energi dasar (ground state). Penyerapan
tersebut menyebabkan tereksitasinya elektron dalam kulit atom ke tingkat energi
yang lebih tinggi. Keadaan ini bersifat labil, elektron akan kembali ke tingkat
energi dasar sambil mengeluarkan energi yang berbentuk radiasi. Dalam
AAS, atom bebas berinteraksi dengan berbagai bentuk energi seperti energi
panas, energi elektromagnetik, energi kimia dan energi listrik. Interaksi ini
menimbulkan proses-proses dalam atom bebas yang menghasilkan absorpsi dan emisi
(pancaran) radiasi dan panas. Radiasi yang dipancarkan bersifat khas karena
mempunyai panjang gelombang yang karakteristik untuk setiap atom bebas (Basset,
1994).
Metode AAS berprinsip pada absorpsi cahaya oleh
atom-atom. Atom-atom menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu,
tergantung pada sifat unsurnya. Misalkan natrium menyerap pada 589 nm, uranium
pada 358,5 nm, sedang kalium pada 766,5 nm. Cahaya pada panjang gelombang ini
mempunyai cukup energi untuk mengubah tingkat elektronik suatu atom. Transisi
elektronik suatu unsur bersifat spesifik. Dengan absorpsi energi, berarti
memperoleh lebih banyak energi, suatu atom pada keadaan dasar
dinaikkan tingkat energinya ke tingkat eksitasi. Tingkat-tingkat eksitasinya
pun bermacam-macam. Kita dapat memilih diantara panjang gelombang ini yang
menghasilkan garis spektrum yang tajam dengan intensitas maksimum. Inilah yang
dikenal dengan garis resonansi. Spektrum atomik unsutk masing-masing unsur
terdiri atas garis-garis resonansi. Garis-garis lain yang bukan resonansi dapat
berupa spektrum yang berasosiasi dengan tingkat energy molekul, biasanya berupa
pita-pita lebar ataupun garis tidak berasal dari eksitasi tingkat dasar yang
disebabkan proses atomisasinya (Khopkar, 2008).
Di dalam kimia analisis
yang mendasarkan pada proses interaksi itu antara lain cara analisis
spektrofotometri serapan atom yang bisa berupa cara emisi dan cara absorpsi (serapan).
Pada cara emisi, interaksi dengan energi menyebabkan eksitasi atom yang mana
keadaan ini tidak berlangsung lama dan akan kembali ke tingkat semula dengan
melepaskan sebagian atau seluruh energi eksitasinya dalam bentuk radiasi.
Frekwensi radiasi yang dipancarkan bersifat karakteristik untuk setiap
unsur dan intensitasnya sebanding dengan jumlah atom yang tereksitasi
dan yang mengalami proses deeksitasi. Pemberian energy Dalam
bentuk nyala merupakan salah cara untuk eksitasi
atom ke tingkat yang lebih tinggi. Cara
tersebut dikenal dengan nama spektrofotometri
emisi nyala. Pada absorpsi, jika pada populasi atom yang berada pada
tingkat dasar dilewatkan suatu berkas radiasi maka akan terjadi
penyerapan energi radiasi oleh atom-atom tersebut. Frekwensi radiasi
yang paling banyak diserap adalah frekwensi radiasi resonan dan bersifat
karakteristik untuk tiap unsur. Pengurangan intensitasnya sebanding
dengan jumlah atom yang berada pada tingkat dasar. Metode spektrofotometri
serapan atom (SSA) mendasarkan pada prinsip absorpsi cahaya oleh atom.
Atom-atom akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada
sifat unsurnya (Gandjar, 2007).
Kalsium
adalah logam putih perak yang agak lunak, melebur pada suhu 845, ia terserang
oleh oksigen atmosfer dan lembab. Pada reaksi ini terbentuk kalsium oksida atau
kalsium hidroksida. Kalsium menguraikan air dengan membentuk kalsium hidroksida
dan hydrogen. (Svehla,1985).
III. Alat dan Bahan
Alat
dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain labu takar 100 mL,
pipet ukur 10 mL, gelas kimia 100 mL, cuplikan : air sumur, air PAM dan air sungai
IV. Prosedur Kerja
4.1. Pembuatan Larutan Baku
Melarutkan
2,497 gram kalsium karbonat (CaCO3) kering dalam asam nitrat 1:4
dalam jumlah sesedikit mungkin. Mengencerkan menjadi 1 liter untuk mendapatkan
konsentrasi 1000 mg/L Ca.
4.2. Penetapan Kadar Kalsium
Membuat
larutan baku kalsium dengan konsentrasi 1,0;2,0;3,0;4,0 dan 5,0 ppm Ca.
Mengukur absorbansi larutan baku Ca pada panjang gelombang 422,7 nm. Mengukur
absorbansi cuplikan air sumur, air PAM dan air sungai. Bila absorbansi cuplikan
diluar absorbansi larutan baku, maka melakukan pengenceran hingga memperoleh
serapan yang berada dalam daerah serapan larutan baku. Membuat kurva larutan
baku dengan mengalurkan absorbansi terhadap konsentrasi larutan baku.
Mengalurkan absorbansi pada cuplikan pada kurva baku dan membaca konsentrasi
kalsium dalam kurva baku. Menghitung konsentrasi Ca dalam cuplikan tanpa
melakukan faktor pengenceran.
V. Pembahasan
Spektrofotometri Serapan Atom (AAS) adalah suatu metode
analisis yang didasarkan pada proses penyerapan energi radiasi oleh atom-atom
yang berada pada tingkat energi dasar (ground state). Penyerapan
tersebut menyebabkan tereksitasinya elektron dalam kulit atom ke tingkat energi
yang lebih tinggi. Keadaan ini bersifat labil, elektron akan kembali ke tingkat
energi dasar sambil mengeluarkan energi yang berbentuk radiasi. Dalam
AAS, atom bebas berinteraksi dengan berbagai bentuk energi seperti energi
panas, energi elektromagnetik, energi kimia dan energi listrik. Interaksi ini
menimbulkan proses-proses dalam atom bebas yang menghasilkan absorpsi dan emisi
(pancaran) radiasi dan panas. Radiasi yang dipancarkan bersifat khas karena
mempunyai panjang gelombang yang karakteristik untuk setiap atom bebas.
Kalsium adalah logam putih perak yang agak lunak, melebur pada suhu 845, ia
terserang oleh oksigen atmosfer dan lembab. Pada reaksi ini terbentuk kalsium
oksida atau kalsium hidroksida. Kalsium menguraikan air dengan membentuk
kalsium hidroksida dan hydrogen. Percobaan ini bertujuan untuk Mengetahui cara
menganalisis kadar kalsium dalam sampel air menggunakan spekrofotometri serapan
atom.
Pada
perlakuan pertama membuat larutan baku Ca dengan konsentrasi 1000 mg/L Ca.
Kemudian membuat larutan baku kalsium dengan konsentrasi 1,0;2,0;3,0;4,0 dan
5,0 ppm Ca. Mengukur absorbansi larutan baku Ca pada panjang gelombang 422,7
nm. Lalu membuat kurva standar dengan mengalurkan absorbansi terhadap
konsentrasi larutan. Hal ini bertujuan untuk membuat kurva standar sehingga
pada penentuan konsentrasi sampel, dapat diketahui kadar sampel setelah
dilakukan pengukuran absorbannya berdasarkan kurva deret standar yang telah
dibuat. Panjang gelombang yang mempunyai absorbansi maksimal, dilakukan dengan
membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan panjang gelombang dari suatu
larutan baku pada konsentrasi tertentu. Dalam pembuatan larutan deret standar
ini haruslah tepat dan teliti karena larutan deret standar akan menjadi kurva
standar pada penentuan sampel, jika pada pembuatan larutan standar tidak
dilakukan secara teliti dan tepat maka penentuan kadar sampel pun akan terjadi
kesalahan.
Selanjutnya
Mengukur absorbansi cuplikan air sumur, air PAM dan air sungai. Bila absorbansi cuplikan diluar absorbansi
larutan baku, maka melakukan pengenceran hingga memperoleh serapan yang berada
dalam daerah serapan larutan baku. Hal ini dikarenakan penentuan kadar kalsium
hanya dapat dilakukan pada daerah serapan larutan baku sehingga perlu dilakukan
pengenceran.
Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalam metode adisi standar, yang mana larutandari suatu sampel
ditambahkan dengan kalsium standar dengan berbagai konsentrasi kemudian diukur
absorbansinya pada AAS. Dengan diperoleh data konsentrasi Ca yang ditambahkan dan absorbansinya kita dapat membuat
grafik adisi standar yang persamaan grafiknya dapat digunakan untuk menghitung
kadar Ca dalam sampel.
VI. Kesimpulan
Kesimpulan
yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:
1. Spektrofotometri
Serapan Atom (AAS) adalah suatu metode analisis yang didasarkan pada proses
penyerapan energi radiasi oleh atom-atom yang berada pada tingkat energi dasar
(ground state). Penyerapan tersebut menyebabkan tereksitasinya elektron
dalam kulit atom ke tingkat energi yang lebih tinggi. Keadaan ini bersifat
labil, elektron akan kembali ke tingkat energi dasar sambil mengeluarkan energi
yang berbentuk radiasi. Dalam AAS, atom bebas berinteraksi dengan
berbagai bentuk energi seperti energi panas, energi elektromagnetik, energi
kimia dan energi listrik. Interaksi ini menimbulkan proses-proses dalam atom
bebas yang menghasilkan absorpsi dan emisi (pancaran) radiasi dan panas.
Radiasi yang dipancarkan bersifat khas karena mempunyai panjang gelombang yang
karakteristik untuk setiap atom bebas.
2. Kalsium
adalah logam putih perak yang agak lunak, melebur pada suhu 845, ia terserang
oleh oksigen atmosfer dan lembab. Pada reaksi ini terbentuk kalsium oksida atau
kalsium hidroksida. Kalsium menguraikan air dengan membentuk kalsium hidroksida
dan hydrogen
3. Metode
yang digunakan dalam percobaan ini adalam metode adisi standar, yang mana
larutandari suatu sampel ditambahkan dengan kalsium standar dengan berbagai
konsentrasi kemudian diukur absorbansinya pada AAS. Dengan diperoleh data
konsentrasi Ca yang ditambahkan dan absorbansinya kita dapat membuat grafik
adisi standar yang persamaan grafiknya dapat digunakan untuk menghitung kadar
Ca dalam sampel.
Daftar Pustaka
Basset,
J., 1994, Buku Ajar Vogel Kimia
Analisa Kuantitatif Anorganik, Penerbit EGC, Jakarta.
Day, R. A., dan Underwood, A. L., 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
Gandjar, I. G. dan Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Cetakan 1 dan 3. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hendayana, S. 1994. Kimia
Analitik Instrumen. Edisi Kesatu. Cetakan I. Semarang: IKIP Semarang Press.
Khopkar, S. M. 1990. Konsep
Dasar Kimia Analitik. Cetakan I. Jakarta: UI – Press.
Svehla, 1965, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif:
Makro dan Semimikro, Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka
Maaf mau tanya untuk nilai absorbansi larutan standar 1,3,5 ppm brp ya?
BalasHapus